Post

Testing Plan

Testing Plan

Mengenal Testing Plan (Rencana Pengujian) dalam Pengembangan Perangkat Lunak

Testing Plan atau Rencana Pengujian adalah dokumen panduan krusial yang menjelaskan secara rinci bagaimana proses pengujian perangkat lunak akan dilaksanakan. Dokumen ini berfungsi sebagai acuan resmi bagi tim penguji untuk memastikan kegiatan pengujian berjalan terarah dan konsisten.

Di dalamnya, Testing Plan memuat informasi penting seperti ruang lingkup pengujian, strategi/metodologi yang digunakan, sumber daya (tim, alat, data uji), dan jadwal pelaksanaan.


Tujuan Utama Testing Plan

Penyusunan Testing Plan memiliki beberapa tujuan utama untuk menjamin keberhasilan dan kualitas proyek:

  • Menyediakan gambaran yang jelas mengenai apa saja yang akan diuji dan bagaimana cara mengujinya.
  • Memastikan proses pengujian mampu menemukan sebanyak mungkin kesalahan.
  • Menjamin perangkat lunak mencapai kualitas yang dapat diterima oleh pengguna.
  • Mengoptimalkan penggunaan waktu, biaya, dan tenaga.
  • Memberikan dokumentasi yang dapat dijadikan referensi dan evaluasi pada proyek berikutnya.

Komponen-komponen Kunci Testing Plan

Rencana pengujian yang baik memiliki sejumlah komponen penting untuk memastikan seluruh aspek pengujian tercakup. Standar IEEE 829-1988 mendefinisikan berbagai komponen yang harus ada dalam sebuah dokumen Test Plan.

No.Komponen KunciNo.Komponen Kunci
1.Test Plan Identifier8.Approach
2.References9.Item Pass/Fail Criteria
3.Introduction10.Suspension Criteria and Resumption Requirements
4.Test Items11.Test Deliverables
5.Software Risk Issues12.Remaining Test Tasks
6.Features to be Tested13.Environmental Needs
7.Features not to be Tested14.Staffing and Training Needs
  15.Responsibilities
  16.Schedule

Penjelasan Detail Beberapa Komponen

1. Test Plan Identifier

Ini adalah penanda unik (biasanya kode atau nomor versi) untuk setiap dokumen test plan. Fungsinya untuk memudahkan pengelolaan dokumen, revisi, dan menghindari kebingungan saat ada lebih dari satu rencana pengujian.

2. References

Berisi daftar dokumen, standar, atau sumber yang mendukung pembuatan test plan. Hal ini penting untuk memastikan pengujian selaras dengan kebutuhan aplikasi dan konsisten dengan dokumen utama proyek.

3. Introduction

Bagian pembuka yang menjelaskan tujuan, ruang lingkup, dan fokus pengujian (berfungsi seperti executive summary). Memberikan gambaran umum kepada stakeholder tentang arah pengujian yang akan dilakukan.

4. Test Items

Komponen, fitur, modul, atau artefak perangkat lunak yang secara teknis akan diuji. Ini adalah definisi tentang apa saja yang termasuk dalam ruang lingkup pengujian.

5. Software Risk Issues

Potensi risiko yang dapat muncul, baik dari perangkat lunak itu sendiri maupun dari proses pengujian. Mengidentifikasi risiko ini (seperti fitur kompleks, integrasi dengan versi lain, atau kesalahpahaman spesifikasi) sangat diperlukan untuk membuat rencana pencegahan.

6. Features to be Tested vs. Features Not to be Tested

  • Features to be Tested: Fitur atau fungsi yang akan diuji dari sudut pandang pengguna. Fokusnya pada deskripsi penggunaan dan tingkat risiko terkait.
  • Features Not to be Tested: Daftar fitur yang dikecualikan dari proses pengujian, beserta alasannya. Fitur yang dikecualikan biasanya sudah stabil atau tidak direncanakan untuk rilis saat ini. Pengecualian ini berkaitan langsung dengan tingkat risiko yang dapat diterima proyek.

7. Approach (Pendekatan Pengujian)

Mendefinisikan strategi umum pengujian yang akan digunakan. Hal ini mencakup:

  • Tipe pengujian (misalnya, unit testing, system testing, acceptance testing).
  • Metode pengujian (black-box, white-box, atau gray box).
  • Teknik pengujian (manual atau otomatis).
  • Tujuan spesifik yang ingin dicapai (misalnya, validasi fungsionalitas, kinerja, atau keamanan).

8. Item Pass/Fail Criteria

Ini adalah standar yang jelas dan terukur untuk menentukan apakah suatu test item telah lulus atau gagal dalam pengujian, memastikan evaluasi yang objektif.

KriteriaDeskripsi
PASS CRITERIASemua test case utama berjalan sesuai harapan. Tidak ada defect atau bug kritis yang ditemukan. Fungsi atau fitur bekerja sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan.
FAIL CRITERIASatu atau lebih test case gagal. Ditemukan defect kritis atau mayor yang menghambat fungsionalitas inti. Perilaku aplikasi tidak sesuai dengan spesifikasi.

Kesimpulan

Testing Plan adalah fondasi dari setiap upaya Quality Assurance yang efektif. Dengan mendokumentasikan secara rinci tujuan, lingkup, pendekatan, hingga kriteria kelulusan, tim dapat bekerja secara terstruktur dan memastikan produk yang dirilis mencapai standar kualitas tertinggi.

This post is licensed under CC BY 4.0 by the author.