Post

Test Scenario, Test Case, dan Bug Report

Test Scenario, Test Case, dan Bug Report

Tiga Pilar Kualitas: Membedah Test Scenario, Test Case, dan Bug Report

Dalam dunia pengembangan perangkat lunak, memastikan produk yang dirilis bekerja sempurna adalah tantangan utama. Proses ini dikelola oleh tiga dokumen esensial yang saling melengkapi: Test Scenario, Test Case, dan Bug Report. Ketiganya berfungsi sebagai panduan, catatan eksekusi, dan laporan cacat, yang bersama-sama menjamin aplikasi berjalan sesuai harapan dan bebas dari kesalahan.

1. Test Scenario: Peta Jalan Pengujian

Test Scenario adalah gambaran umum (high-level) tentang apa yang harus diuji untuk memastikan fungsi aplikasi sesuai dengan kebutuhan bisnis dan pengguna. Ini adalah tahap perencanaan strategis yang menjawab pertanyaan “Apa yang harus diuji?”

KonsepPenjelasan
Test ScenarioGambaran umum tentang apa yang diuji untuk memastikan fungsi aplikasi sesuai kebutuhan.

Template Sederhana Test Scenario

FieldKeterangan
ID ScenarioNomor unik skenario
DeskripsiRingkasan skenario pengujian
Modul/FiturModul atau fitur yang diuji

2. Test Case: Resep Detil untuk Eksekusi

Jika Test Scenario adalah peta, maka Test Case adalah langkah-langkah detail dan terperinci yang harus diikuti penguji. Test Case menjawab pertanyaan “Bagaimana melakukan pengujian?” dan mencakup input, proses, dan hasil yang diharapkan.

KonsepPenjelasan
Test CaseLangkah detail pengujian yang mencakup input, proses, dan hasil yang diharapkan.

Template Sederhana Test Case

FieldKeterangan
ID Test CaseNomor unik test case
DeskripsiRingkasan singkat tentang pengujian
PreconditionKondisi awal sebelum pengujian
Test StepsLangkah-langkah detail pengujian
Test DataData yang digunakan untuk pengujian
Expected ResultHasil yang diharapkan sesuai requirement
Actual ResultHasil aktual yang muncul setelah pengujian
StatusLulus/Gagal (Pass/Fail)

Contoh Pengujian Fungsionalitas Aplikasi BMI

Berikut adalah contoh bagaimana Test Scenario dipecah menjadi Test Case untuk aplikasi penghitung Body Mass Index (BMI):

Scenario TS002 — Perhitungan dan Klasifikasi BMI

ID Test CaseDeskripsiPreconditionTest DataExpected Result
TC003Verifikasi hasil perhitungan BMI sesuai rumus ($kg/m^2$)Aplikasi terbukaTinggi: 170 cm, Berat: 65 kgHasil BMI = 22.49
TC004Verifikasi kategori UnderweightAplikasi terbukaTinggi: 170 cm, Berat: 45 kgHasil BMI = 15.6 $\rightarrow$ “Underweight”
TC005Verifikasi kategori NormalAplikasi terbukaTinggi: 165 cm, Berat: 60 kgHasil BMI $\approx$ 22.0 $\rightarrow$ “Normal”

3. Bug Report: Laporan Resmi Cacat Sistem

Ketika hasil aktual tidak sesuai dengan hasil yang diharapkan (Expected Result), maka bug ditemukan dan harus didokumentasikan dalam Bug Report. Laporan ini bersifat formal, berisi detail masalah, langkah untuk mereproduksi, dan membantu pengembang memperbaiki cacat secara efisien.

KonsepPenjelasan
Bug ReportLaporan kesalahan pada aplikasi yang berisi detail masalah, langkah reproduksi, dan hasil aktual.

Klasifikasi Severity (Dampak) dan Priority (Prioritas)

Setiap bug diklasifikasikan berdasarkan dua metrik utama untuk menentukan urgensi perbaikannya:

Severity (Tingkat Dampak pada Fungsi Sistem)

SeverityDeskripsi
CriticalSistem gagal total atau data rusak.
Major (High)Fitur utama tidak bekerja, namun sistem tidak crash.
Minor (Medium)Bug kecil yang menimbulkan ketidaknyamanan pengguna.
LowBug tidak memengaruhi sistem secara signifikan.

Priority (Tingkat Urgensi Perbaikan)\

PriorityDeskripsi
P1 - Urgent/CriticalHarus segera diperbaiki karena sangat berdampak.
P2 - HighPenting dan memengaruhi banyak pengguna.
P3 - MediumDapat diperbaiki di rilis berikutnya.
P4 - LowBug kosmetik atau minor.

Contoh Bug Report

FieldKeterangan
Bug IDBMI-001
Bug TitlePerhitungan BMI salah saat input berat 60kg dan tinggi 170cm
Step to Reproduce1. Buka aplikasi BMI. 2. Masukkan Berat = 60. 3. Masukkan Tinggi = 170. 4. Klik “Hitung”.
Actual ResultHasil BMI = 12.5
Expected ResultHasil BMI seharusnya = 20.8
SeverityMajor (High)
PriorityP2 - High
Reported On31-08-2025

Strategi Proaktif: Cara Menghindari Bug

Pencegahan selalu lebih baik daripada perbaikan. Tim dapat mengurangi jumlah bug yang masuk ke tahap pengujian dengan:

  1. Pahami Persyaratan — Pastikan semua kebutuhan sistem dipahami dengan jelas oleh seluruh tim.
  2. Unit Testing — Lakukan pengujian unit untuk mendeteksi bug sejak awal.
  3. Code Review — Minta pengembang lain meninjau kode untuk menemukan kesalahan logika.
  4. Rencana Pengujian yang Baik — Buat Test Plan yang komprehensif.
  5. Pengujian Otomatis — Gunakan automation testing untuk mempercepat deteksi bug regresi.
  6. Kolaborasi Tim — Jaga komunikasi antara pengembang dan penguji agar sinkron.

Kesimpulan

Melalui penerapan Test Scenario yang terstruktur, Test Case yang terperinci, dan Bug Report yang formal, proses software testing dapat berjalan lebih efisien. Dokumentasi yang baik tidak hanya membantu menemukan cacat, tetapi juga mencegah bug yang sama muncul kembali, secara langsung meningkatkan kualitas perangkat lunak secara keseluruhan.

This post is licensed under CC BY 4.0 by the author.